Sunday 13 January 2013

Call Me Professor

Aku sudah lulus dari Hogwarts. Hhmm, dua tahun yang lalu aku pergi meninggalkan sekolah yang luar biasa itu. Nilaiku tidak sesempurna nilai Hermione Granger. aku tahu ia tidak lulus dari Hogwarts, tapi lihat saja nilai OWL-nya. Sembilan O dan satu E. Aku ingin sekali kembali ke Hogwarts untuk memperbaiki nilaiku. Terlebih untuk menebus kesalahanku karena aku meninggalkan kelas Ramalan saat kelas tiga. Aku bukannya tidak percaya akan kemampuan Profesor Trelawney, tapi aku hanya tidak mau melihat masa depanku. Biarlah semua itu menjadi kejutan bagiku. Toh, aku juga bisa memperkirakan masa depanku. Apa yang aku lakukan saat ini tentu akan berpengaruh pada masa depanku.

Tapi aku tetap bisa kembali. Kembali untuk menjadi seorang guru.

Coba kita lihat pelajaran apa yang bisa berikan di kelas...



Transfigurasi

Aku tidak bisa mengajarkan pelajaran ini. Alasan pertama karena tak ada guru yang sebaik Profesor McGonagal. Dia terlalu hebat. Kupikir semua muridnya lolos di pelajaran ini. Dia orangnya tegas. Kalau aku lebih ke marah-marah ketimbang tegas. Lupakan...


Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam

Aku tahu pelajaran ini tidak lagi memiliki kutukan setelah Dia-Yang-Hidungnya-Sangat-Pesek pergi dari dunia ini untuk selamanya. Aku tidak bisa mencontoh guru manapun dalam pelajaran ini. Terlalu sering berganti guru. Lupakan...


Ramalan

Aku tidak punya mata ke-tiga. Jadi lupakan...


Astronomi.

Aku takut dengan ketinggian. Aku pasti sudah jatuh pingsan di menara astronomi bahkan sebelum mengucapkan apa-apa pada muridku. Meski aku sangat menyukai saat-saat memandang taburan bintang di langin, tapi lupakan...


Mantra.

Ini tampaknya oke. Namun, meskipun aku mendapatkan nilai E di NEWT, aku tetap tidak bisa mengajarkan pelajaran ini. Karena aku masih sulit membedakan antara pelajaran Transfigurasi, Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam dan Mantra. Lupakan...


Ramuan.

Ini tidak oke. Aku tidak mau mengajar di bawah tanah. Lagipula aku jijik saat melihat berbagai binatang yang diawetkan. Tanya pada teman-temanku bagaimana bisa aku mendapatkan nilai O untuk pelajaran ini. Jadi, ini juga harus dilupakan...


Arithmancy.

Ini pelajaran kesukaanku. Berhitung. Hitung. Hitung. *langsung ngitung ngitung* *ngitung duit di Gringgots* Aku memang ahli untuk pelajaran ini. Tapi aku tidak bisa menularkannya pada orang lain. Aku bukan tipe orang yang bisa menjelaskan apa yang menjadi jelas bagiku. Kalau bagimu ini tidak jelas aku tidak bisa menjelaskannya jadi lupakan saja...


Wait, aku menemukan pelajaran yang sesuai.


Mengajarkan pada murid-murid pelajaran Herbology seperti Profesor Pomona Sprout...


Tampaknya ini yang paling cocok. Tidak banyak berurusan dengan lambaian tongkat, tidak perlu diam di menara tertinggi, tidak perlu salah marapal mantra, bekerja di bawah sinar matahari, petak-petak di rumah kaca yang menyegarkan mata....

Ada 3 warna yang aku suka.

Hijau, untuk daun. Mereka berperan untuk menjaga kehidupan.

Coklat, untuk tanah. Mereka berperan sebagai pijakan saat goyah.

Biru, untuk langit. Mereka berperan sebagai tempat menaruh mimpi.


Aku tidak ragu lagi untuk kembali ke Hogwarts untuk mengajar pelajaran ini.

Cuma masalahnya aku yakin kalau kepala sekolah ragu untuk menerimaku kembali. Mengingat, aku telah memecahkan banyak piring saat mengikuti pelatihan penyamaran untuk Auror.

Aku juga tidak yakin kapan aku dinyatakan sah menjadi seorang Auror. Aku lebih yakin lagi Pak Mentri akan mengeluarkan aku dari Kementrian dan mengutusku ke Hogwars sebagai assisten Mr. Filch




>>Posting ini dibuat dalam rangka mengikuti #HotterPotter #JanuaryMeme<<

4 comments:

  1. Hahahaha...postingnya lucu. Jadi semua mata pelajaran jadi pertimbangan yah? Boleh juga nih. Aku ngakak habis pas baca Dia-Yang-Hidungnya-Sangat-Pesek. =))

    Thanks partisipasinya & good luck!

    ReplyDelete