Wednesday 30 January 2013

Review : Cirque Du Freak by Darren Shan









Penulis  : Darren Shan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 256 Halaman
Terbit : Cetakan III, Januari 2010
Genre : Fantasi
Status : Dulu pinjam kini Beli :D

Mimpi buruk jadi kenyataan...




Sinopsis

Darren Shan hanya anak sekolah biasa—sampai dia mengunjungi Cirque Du Freak. Di pertunjukan orang aneh itu, dia melihat Madam Octa untuk pertama kalinya. Madam Octa adalah labah-labah besar yang bisanya mematikan. Labah-labah ini begitu menakjubkan karena mampu melakukan berbagai keterampilan yang biasanya tidak bisa dilakukan labah-labah lain.

Karena menggemari labah-labah sejak kecil, Darren sangat ingin memiliki Madam Octa. Dia rela melakukan apa saja untuk mencapai tujuan tersebut, walaupun itu berarti harus mencurinya dari vampir.

Darren berhasil mencuri Madam Octa, namun keadaan memburuk ketika Steve, sahabatnya, tergigit labah-labah itu. Kini dia harus meminta penawar racun dari Mr. Crepsley si vampir. Vampir itu bersedia menolong Steve, tapi dengan satu syarat: Darren harus mau ikut berkelana dengannya sebagai asisten vampir.




Footnote


Darren Shan tergila-gila pada laba-laba. Kecintaannya pada hewan berkaki delapan itu telah membawanya pada keadaan yang sulit. Di mana ia tidak mempunyai piliham terbaik.
 
Darren bergabung dengan teman-temannya setelah disangka pingsan di wc. Tim Darren kalah dalam permainan sepak bola meski ia yang menjadi jagoan telah bergabung. Tepat saat mereka meninggalkan lapangan, Alan membawa selembar kertas iklan yang tak pernah Darren kira akan  mengubah hidupnya untuk selamanya.

Darren mendapatkan tiket menuju Cirque Du Freak dengan cara di luar logika. Tiket itu seakan memilihnya. Lalu ia keluar di malam hari bersama Steve untuk menonton sirkus yang ternyata berhasil mencengangkan mereka.

Manusia serigala yang memiliki bulu tajam. Alexander si Manusia Tulang yang terlihat tak memiliki daging yang menempel di kulitnya. Rhamus Dua Perut yang dapat menghabiskan dua kereta dorong yang penuh makanan dalam waktu kurang dari semenit. Truska si Wanita Berjanggut yang dapat menumbuhkan dan menghilangkan janggutnya hanya dengan mengusap pipi dan menjepit hidungnya. Hans Tangan yang dapat berlari dengan tangannya lebih cepat dari manusia normal yang berlari dengan kaki. Dan masih banyak yang lainnya. Tapi yang paling menarik perhatian Darren adalah Mr. Crepsley dan Madam Octa.

Darren menyusup naik ke balkon di akhir pertunjukan. Steve tetap tinggal dan menyuruhnya pergi tapi Darren bertekad tak akan meninggalkan sahabatnya. 

“Apakah kau tidak akan merindukan anak lelaki yang datang bersamamu malam ini?” | “Darren? Ya aku akan merindukan teman-temanku, terutama Darren.”

Darren berusaha mengalihkan ingatannya tentang percakapan antara Mr. Crepsley dan Steve. Tapi ia tidak dapat melupakan Madam Octa.

Darren mencuri laba-laba milik Mr. Crepsley. Setiap hari Darren bermain dengannya. Perlahan Madam Octa mulai mengikuti perintahnya. Hingga di sabtu pagi, kengerian terjadi.


My Story

Ah, terlalu banyak yang bisa aku ceritakan tentang buku ini.

Pertama kali aku membacanya adalah saat aku duduk di bangku kelas 2 SMP. Salah seorang temanku yang paling dekat denganku memperkenalkan aku pada buku ini. Dia bilang sekolah punya lima bukunya. Dia yang memang kutu buku membantuku mencarikan buku ini.

Ini buku pertama yang kelanjutannya aku nantikan. Bahkan mungkin untuk pertama kalinya aku tidak di denda oleh perpustakaan karena telat mengenbalikan buku. Aku terpukau. Cinta pada kali pertama membaca. Ada sesuatu yang berbeda dari buku ini jika dibandingkan dengan buku lain yang pernah kubaca.

Sulit juga membaca buku ini secara berurutan. Tapi akhirnya berkat bantuan dia yang aku panggil Mia, berhasil membuatku menamatkan buku sampai seri ke lima :D


Pin

Darren menggunakan sudut pandang orang pertama dalam bercerita. Membuatku kadang berpikir bahwa 'aku' yang diceritakan di buku adalah diriku bukan Darren. Menghanyutkan...

Darren tidak tanggung dalam menceritakan tentang perasaan. Ia bercerita tentang apa yang ia alami tanpa sesuatu yang ditutup-tutupi. Jika ia tidak suka maka ia akan mengatakannya. Meski yang ia tidak suka adalah hal yang baik.

Ketegangan dalam cerita ini terasa. Terkadang Darren bercerita dengan detail. Ya, terkadang memang. Jika segala sesuatunya diceritakan dengan rinci maka buku ini akan jauh lebih tebal dari yang sudah pernah dicetak.

Darren tidak memperkenalkan banyak tokoh. Hanya beberapa yang punya peran penting dan tak banyak yang perlu diingat. Yang pasti tetaplah ingat pada Darren dan Steve. Meski Steve hilang di buku selanjutnya... Percayalah... Darren tak benar-benar melenyapkan Steve...

Bisa untuk ditebak... Meski aku sendiri belum baca buku ke tujuh hingga terakhir XD

Jika aku menulis cerita juga begitu. Terkadang tokoh yang diabaikan adalah tokoh penting :D

Oh ya, disini tidak ada yang terasa romantis. Hihi, tapi persahabatan dan keluarga... ini penting dan ini dihadirkan dalam porsi yang cukup banyak.

Emosiku dipermainkan! Aku tertawa, termenung, takut, lalu kaget, sampai akhirnya menangis. Ya menangis. Ada satu hal di buku yang mengingatkan aku pada diriku. Salah satu hal yang ibuku bilang adalah hal terberat yang harus dilakukan oleh orangtua. Ternggorokanku sakit saat membaca kalimat pertama di bab 29.

"Aku mengisi akhir pekanku yang terakhir dengan mengucapkan selamat tinggal secara diam-diam."

Akhir cerita yang sungguh berbeda dari awal cerita membuat aku tertarik untuk membaca kelanjutannya. Aku sungguh menyukai cerita ini. Dan setelah 6 tahun mendamba untuk memiliki salah satu dari mereka.... Akhirnya terkabul... Aku punya semuanya :D

Kini aku sedang belajar untuk menjadi seorang Shanster :D

Satu hal lagi. Kalau kamu membaca cerita ini maka kamu akan menemukan pengantar. Darren berkata kalau segala yang ada dibuku ini benar kecuali nama-nama. Darren menggunakan buku hariannya untuk menceritakan kembali kisahnya.

Darren Shan bukan nama aslinya. Nama aslinya adalah Darren O’Shaughnessy. Bagaimana aku bisa tahu? Aku pernah bertemu dengannya. Di mana, kapan dan bagaimana... ini rahasiaku dengannya. Darren tidak mengizinkanku untuk menceritakan ini pada siapapun. Karena entah kapan lagi aku bertemu dengannya...


Postcard


 

No comments:

Post a Comment