Sunday 30 June 2013

Review : Harry Potter and the Half Blood Prince by J. K. Rowling

Penulis : J. K. Rowling
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 816 Halaman
Tahun Terbit : Januari 2006
Genre : Fantasi
Status : Pinjam dan Pinjam lagi :p









Sinopsis

Harry yang di tahun keenamnya di Hogwarts diangkat jadi kapten tim Ouidditch Gryffindor heran sekali, mendadak Quidditch jadi sangat populer. Banyak sekali anak yang mendaftar ingin masuk tim, bahkan sampai ada anak-anak Huffleput dan Ravenclaw yang menyelundupkan. Tetapi seperti kata Hermione.

"Bukan Quidditch yang ngetop, tapi kau! Kau belum pernah semenarik ini, dan jujur saja, kau belum pernah sekeren ini.

"...Seluruh dunia sihir harus mengakui kau benar soal Voldemort telah kembali dan bahwa kau telah menghadapinya dua kali dalam dua tahun terakhir ini dan berhasil selamat dalam dua-duanya. Dan sekarang mereka menyebutmu 'Sang Terpilih' - nah, coba tidak bisakah kau melihat kenapa orang terpesona olehmu?"

Pantas saja gadis-gadis sampai nekat mau memberikan ramuan cinta kepada Harry. Namun Harry tidak memusingkan semua ini. Hanya ada satu gadis yang memenuhi pikirannya. Lagi pula dia sangat sibuk. Tahun ini Dumbledore memberinya pelajaran privat. Mempersiapkannya menghadapi musuh bebuyutannya. Lord Voldemort. Seperti dikatakan Ron. Dumbledore pasti tak akan membuang-buang waktu memberinya pelajaran kalau dia menganggap Harry pecundang - dia pasti berpendapat Harry punya peluang!

Harry mengira cita-citanya untuk menjadi Auror telah kandas, karena nilai Ramuannya tidak mencukupi. Namun dia keliru. Tahun ini Snape tidak lagi mengajar Ramuan, dan Harry menjadi yang paling pintar dalam kelas Ramuan - berkat bantuan Pangeran Berdarah - Campuran!



Footnote

Dear Harry

Aku berjanji ini tak lama lagi. Satu surat lagi bulan depan dan aku tidak akan mengganggumu lagi.
  
Tahun keenam ini benar-benar bikin pusing.

Pertama Profesor Dumbledore dengan sangat baik hati menjemputmu. Mengantarmu ke The Burrow setelah kunjungan singkat di rumah Profesor Slughorn. Rasanya tak percaya kalau Bill benar-benar akan menikah dengan Fleur. Semua perempuan di sana--sebenarnya hanya Mrs. Weasley dan Ginny--terlihat tidak merestui.

Ah, sudahlah yang terpenting adalah kau kembali ke Hogwarts. Tempat yang paling kau sukai di dunia sihir.

Tahun sebelumnya kau di cap sebagai pembual dengan bekas luka yang mereka tertawakan. Kini kau kembali sebagai seorang pahlawan.

Akhirnya semua orang percaya kalau kau telah mengatakan kebenaran, Harry. Tentu saja Kementrian tidak mungkin lagi berusaha menyakinkan setiap orang kalau Kau-Tahu-Siapa sudah mati. Dia muncul di depan mata mereka dan aku tak heran kalau Fudge tidak lagi menjabat sebagai Mentri. Tapi Scrim--mentri yang baru dan maaf aku tak bisa mengeja namanya--menurutku mengerikan. Dia dulunya kepala Kantor Auror kan? Tapi aku senang dia naik pangkat. Setidaknya kalau aku jadi auror nanti, dia tidak akan bisa mengerecoki aku setiap hari. Aku sering mendengar cerita Nymphadora tentangnya. Ngomong-ngomong soal Tonks. Untungnya dia menyelamatkanmu. Coba kalau tidak. Kan bisa saja Kau-Tahu-Siapa kangen Hogwarts terus naik kereta lalu masuk kompartemen lalu menginjakmu dan bisa membunuhmu tanpa Avada Kedavra #opotoh.

Tapi Hermione benar. Yah, aku sering mendengar kalian mengobrol lewat Telinga Terjulur yang tentu saja diberikan gratis oleh Fred meski hanya sepasang :p Kau populer. Orang-orang mendadak mengenalmu. Bersedia berlama-lama denganmu. Bahkan melakukan segala cara untuk membuatmu bersama mereka.

Oh iya, bagaimana kabar Cho? Tapi sepertinya kau lebih senang aku menanyakan kabar Ginny. Ngaku saja Harry. Kau marah kan dia jadian dengan Dean. Eh, Ron marah tidak Hermione mengajak McLaggen ke pesta Slug? Yang aku tahu banyak yang marah kau pergi dengan Luna.

Lupakan tentang pesta.

Toh kau terpilih menjadi Kaptem Quidditch dan semakin banyak yang memujamu. Tapi kenapa Lavender bisa terpikat dengan Ron? Aku tidak merasakan dia tertarik terhadap Ron seperti Ginny yang tertarik padamu.

Lupakan Quidditch. Karena Draco tidak bermain dalam tim.

Soal dia yang kau kira sebagai pelahap maut, aku juga mengira begitu Harry. aku tidak diizinkan datang ke rumahnya di musim panas. Aku sempat berpikir kalau bos sepupuku itu tinggal di sana. Tentu saja kalau aku menginap aku tidak akan kebagian kamar tidur. Tapi Kementrian telah membawa paman Lucius ke Azkaban dan aku yakin dia 'aman' di sana seperti kata Dumbledore dan Mr. Weasley telah menggeledah rumah mereka dan tidak menemukan apapun yang bisa dianggap berbahaya. Andai saja ada Horcrux di sana.

Horcrux. Jangan lupakan yang ini.

Aku tak begitu yakin dengan ramalan Trelawney. Tapi mengetahui masa lalu Kau-Tahu-Siapa membuatku yakin kalau kau punya kesempatak untuk menghabisinya. Kau tentu tidak lupa dia telah membunuh orang yang kau cintai. Dan untuk pertama kalinya aku percaya kau memiliki kesempatan.

Aku sedih mendengar segalanya. Sangat sedikit kebahagiaan yang bisa diambil di kehidupan yang semakin lama semakin suram. Bahkan di Toko Sihir Sakti Weasley. Lihat saja bagian belakang tokonya.

Tapi aku justru menangis saat mendengar pembicaraan Tonks dan Lupin.

"Kaulihat! Dia masih ingin menikahinya, meskipun dia sudah digigit. Dia tidak peduli!" | "Ini berbeda. Billtidak akan menjadi manusia serigala sepenuhnya. Kasusnya sama sekali..." | "Tapi aku juga tak peduli, aku tak peduli! Sudah kukatakan kepadamu sejuta kali..." | "Dan sudah kukatakan kepadamu sejuta kali bahwa aku terlalu tua untukmu... terlalu miskin... terlalu berbahaya..."

Dan sekali lagi kita diingatkan akan kekuatan cinta.


ryana



My Story

Pertama kali baca waktu tahun terakhir di Hogwarts. Maksudku tahun terakhir di sekolah. Sempet rebutan sama temen dan temen yang dipinjemin buku minta jaminan. Yah, kurelakan Harry Potter and the Order of the Phoenix sebagai jaminan. Tukeran maksudnya.

Lalu ikut challenge dan baca ulang. Yah, syukurnya gak perlu beli ataupun sewa. Teman kantor punya bukunya dan rela meminjami buku ini sebulan penuh. Yah, dia yang bisa aku ajak ngobrol soal buku dan tahu kenapa aku perlu waktu sebulan buat babat habis buku ini XD


Pin

Gak menjemukan sih. Tapi sebel. Dumbledore kebanyakan bertele-tele soalnya. Kenapa coba gak bilang dari awal tentang Horcrux? Kan biar gak penasaran penjelasannya ditunda mulu.

Tapi menyenangkan kok. Semua orang jadi tahu gimana kelamnya masa lalu Voldemort. Setidaknya saat dia masih menjadi pria tampan yang memiliki hidung.

Akhirnya, cerita ini ada romantisnya. Tapi aku bukan orang yang, ekhm, suka sama cerita romantis. Oke, aku memang suka cerita cinta sampai mati kayak Titanic dan Love is Cinta, tapi kan beda. Ini lagi Ron sama Lavender udah overdosis kayaknya XD soal Hermione lah yang masih bisa membuat cerita romantis ini bisa aku ikuti. Belum lagi Ginny, Dean dan Harry. Dan Lupin juga Tonks.

Terus aku sama dia yang pantatnya tak lagi sama XD

Klub Slug juga memberi warna. Setelah ada guru macam Snape yang pilih kasih, ada Slughorn yang selalu memberi kasih. Tapi kentara sekali dia juga seperti Snape. Punya anak emas seperti Malfoy. Buat yang jadi anak emas sih enak. Tapi yang lain? Tetep aja jadinya pilih kasih. Dia bahkan gak tahu nama depan Ron. Ronald bukan Ralph meski Slughorn benar nama aslinya adalah Rupert XP

Dan aku ngebayangin Harry di film pas dia minum ramuan Felix Felicis. Bukannya keliatan beruntung tapi malah keliatan..... (sensored). Geli pokoknyah (pake huruf h)

Tapi perjalanan Harry dan Dumbledore mencari Horcrux luar biasa. Liat aja di filmnya. Bulan Juni aku nonton filmnya dua kali. Sambil lembur bantuin temen ngerjain kerjaannya aku sambil nonton :p

Sejak buku ke empat, mungkin setelah bagian tengah. Maksudku kita sudah melewati sebagian cerita, setelahnya selalu diakhiri dengan kematian. Pertama Cedric. Meskipun kemudian dia bangkit menjadi mahluk lain di tangan penulis lain. Lalu Sirius dan kini dia yang ditakuti Kau-Tahu-Siapa. Dan pertarungan maksudku perang, tentu saja membuat banyak korban berjatuhan.


Postcard

No comments:

Post a Comment