Event Big Bad Wolf bukanlah event yang baru kudengar. Aku sudah mendengar tentang BBW sejak lama. Yang kutahu bazar buku impor yang diskonnya luar biasa ini diadakan di Malaysia. Beberapa teman BBI ada yang sengaja datang ke sana untuk berburu buku yang harganya dimulai dari 3 Ringgit. 3 RINGGIT!
Mbak Truly sempat mengajakku ke negri tetangga, tapi apa daya. Uang bisa dicari. Tapi izinnya subhanallah, susah minta ampun. Ke Jakarta aja minta izinnya sebulan sebelum pergi. Itu juga minta izin tiap hari
Lalu kudengar kalau BBW akan diadakan di Indonesia. Ini tentu aja berita baik buat para pecinta buku. Bazar buku impor dengan diskon 60-80%, siapa yang gak mau coba?
Aku sih enggak. Awalnya.
Awalnya aku gak peduli sama BBW. Buku di rumah masih banyak yang belum dibaca. Lagi pula, aku tak seperti dulu. Dulu sebelum ketipu ratusan ribu, aku punya budget khusus buat beli buku. Sekarang jadi malas.
Berita BBW sempat hilang. Mendekati hari H, malah tidak ada berita besar. Beberapa teman di BBI yang berada di luar kota Jakarta, sudah ada yang membuat rencana agar bisa datang. Tidak adanya promosi ini membuat banyak orang panik.
Saya? Biasa aja tuh. Kan emang gak peduli sama BBW.
Ternyata BBW hanya ditunda. Tak lama setelah tanggal awal event terlewat, berita jadwal BBW ada di mana mana. Semua yang menantikan event ini panik sekaligus senang. Yang tak bisa datang, sibuk menitipkan wishlist. Yang bisa datang sibuk mendata buku yang di cari.
Saya? Biasa aja tuh. Kan emang gak peduli sama BBW.
Tapi semua berubah ketika negara api menyerang. Bukan bukan, bukan ketika Pangeran Zuko dan pasukan menyerang Katara dan Suku Air Selatan. Tapi ketika buku Darren Shan muncul di foto laporan pandangan mata.
Mbak Ren adalah salah seorang yang berhasil mendapatkan tiket presale. Orang beruntung yang bisa mencicipi semua buku yang belum dijamah banyak orang. Masih rapi. Dengan jumlah utuh.
Tanggal 29, setelah minta cuti, mbak Ren datang bersama suami dan membawa koper layaknya orang yang hendak mudik. Tapi mbak Ren bahkan membawa ransel yang saat dibawa pulang, keduanya sudah penuh dengan buku.
Mbak Ren share foto foto di grup. Aku datar datar aja liat temen yang pada kalap, yang langsung kirim wishlist minta dicarikan. Tapi begitu Darren Shan nongol di foto mbak Ren, aku mulai panik. Apalagi buku buku fiksi rata rata dibandrol 45ribu dan 60ribu.
Yang terjadi selanjutnya adalah aku mengirimkan wishlistku. Empat buku Demonata yang belum kebeli karena tak sanggup beli. Death Shadow, Wolf Island, Dark Calling dan Hell Heroes
Mbak Ren berjuang selama lima jam. Ia membawa Hell Heroes untukku.
Tanggal 30, di hari pertama pembukaan BBW secara resmi, tidak ada teman di grup wasap Penggemar Novel Fantasi Indonesia yang datang.
Tanggal 1, mas Gentur datang ke BBW tanpa diduga. Saat itu aku sedang tidur siang menghadapi dines malam ketiga. Mas Gentur menemukan Wolf Island. Sayangnya tidak dibawa ke kasir. Tapi aku memang tidak mengirimkan judul buku titipan padanya.
Tanggal 2, mom Cypress Ruby yang bergerilya. Momsel datang bersama adiknya. Namun sebal karena tidak bisa pulang tepat waktu. Karena saat jam pulang tiba, ternya meja yang dijelajahi belum sampai setengahnya. Dari foto foto yang momsel sebarkan, ada buku Darren Shan nyempil. Sayangnya momsel tidak menemukan Wolf Island yang ditemukan mas Gent. Dan momsel membawakan Dark Calling juga Zom-B Underground
Oke oke, Zom-B memang bukan prioritasku. Tapi bukunya menggoda sekali. Lagi pula di rumah aku punya nomor 1,4 dan 5. Bolong nomor 2 dan 3. Mana harga di BBW lebih murah dari supersale nya Bookdepository. Siapa yang tidak ngiler coba?
Tanggal 3, mbak Dyah datang. Tapi aku gak tahu. Jadi gak nitip buku apa-apa
Tanggal 4, mbak Natsu yang memulai perjuangan. Meja meja yang belum difoto momsel, terfoto oleh mbak Nat. Banyak buku baru terlihat. Meski tidak berhasil menemukan Wolf Island, mbak Nat membawakanku Zom-B City. Dan berurutlah buku yang kupunya. 1 sampai 5.
Tanggal 5, tidak ada teman di PNFI yang datang ke BBW.
Tanggal 6, mbak Natsu berjuang kembali namun dengan cara yang ekstrim. Mbak Natsu datang sekitar jam dua pagi. Awalnya sudah berangkat ketika hendak tengah malam, namun saat melihat kondisi yang masih ramai, putar balik ke rumah teman mbak Nat. Tidur dan kembali dini hari.
Suasana tentu tidak seramai pagi siang malam. Percarian jauh lebih tenang meski tetap banyak orang.
Mbak Nat berhasil menemukan Death Shadow dan Wolf Island! Sialnya aku sedang tidur. Saat mbak Nat datang, adalah di malam antara dua hari masing masing 14jam kerja. Meski tidak mengantuk, aku harus tidur. Alhasil, bukunya tidak dibawakan. Mbak Nat tahu kalau aku tidak suka cover yang tidak seragam, jadi menunggu responku dulu.
Sedihnya pas tahu buku yang sempat lenyap itu tidak dibawa ke kasir.
Paginya, mbak Ren datang kembali ke BBW tapi tidak lama. Saat itu aku sedang sibuk bekerja jadi tidak mengikuti laporan mbak Ren. Mbak Ren membawa Hell Heroes ku untuk dititip ke momsel. Tapi karena sudah lelah, mbak Ren tidak bertemu dengan momsel. Yang bikin kaget bukan karena mbak Ren dan momsel tidak jadi bertemu. Tapi karena mbak Ren beli nasi goreng di dekat Hall ICE BSD dan harganya 50ribu!
Malamnya, Ambu Dan Paman datang. Namun tidak bisa dititipi wishlist. Karena di sana ramai dan hanya mampir sebentar
Tanggal 7, Bunda Esti yang datang ke BBW. Tapi tak bisa dititipi juga karena hanya sebentar dan ramai. Apalagi bundes datang pas weekend.
Tanggal 8, mbak Natsu kembali datang, kali ini bersama momsel. Di grup wasap PNFI, mbak Nat adalah orang paling rajin ke BBW. Mbak Nat berhasil menemukan lagi Wolf Island dan Death Shadow! Tapi sialnya aku lagi tidur siang karena dinas malam ke dua. Sempat sedih lagi takut gak dibawa ke kasir. Tapi pas baca wasap grup, teman teman tahu aku mengincar buku itu. Jadi mbak Nat membalas wasapku dengan kabar kalau bukunya dibawa ke kasir.
Tanggal 9, di perpanjangan hari BBW yang jatuh di hari senin hari kerja, sedihnya dapat kabar bukunya sudah berantakan (pembaca macam apa yang taruh sembarangan karena gak jadi beli!) tidak ada teman di PNFI yang datang.
Terima kasih teman teman yang sudah membantu menemukan buku incaran. Ini membuktikan kalau jarak tidak menjadi halangan berbelanja. Banyak orang di luar sana yang bersedia menjadi perwakilan. Datang, foto, menerima wishlist, membawa buku ke kasir, mengirimkan pada yang lain.
Kalian luar biasa :*
Terima kasih Big Bad Wolf. Diskon yang gede banget bikin banyak orang happy. Kamu nanti datang lagi kan ke Indonesia? Kudengar kamu akan mengunjungi kotaku. Aku siap menjadi relawanmu. Tanpa dibayar uang. Hanya dibayar dengan buku. 200buku ambil buku sesukanya XD
Berkat teman teman dan BBW, aku berhasil melengkapo seri Demonata dan melengkapi nomor yang bolong seri Zom-B. Di event BBW ini, aku mendapatkan 6 buku :D
Tanggal 3 aku datang ke sana... kamu tidak nitip ke aku, Mary :))
ReplyDeletewah dapet wolf island, enak banget...
ReplyDeleteaku tinggal wolf island, komplit sudah koleksi demonataku
huhu
Aku baru baca ehh.. Terharu namaku disebut2 terus wkwkwkwk..
ReplyDelete