Wednesday, 30 December 2015

Review : Pssst...! by Dy Lunaly


Penulis : Dy LunalyPenerbit : Bentang Belia
Tahun Terbit : Oktober 2013
Tebal : 199 halaman
Genre : Fiction. Traveling
Status : hibah buat giveaway


Sinopsis :  
Enggak ada yang salah dengan liburan atau negara ini. Aku yang salah. Salah enggak, sih, nyimpen rahasia dari sahabat sendiri?-Wira.
Ada banyak alasan kenapa aku memilih Belgia, termasuk karena aku akan lebih jujur kepada mereka. Semoga!-Jiyad.
Luksemburg, ada apa di negara kecil ini? Nggak tahu, sih, sama enggak tahunya kalau pilihanku ini akan menjadi bencana. HELP!-Noura.
Aku lebih dari sekadar bahagia ketika merayakan ulang tahun di depan Menara Eiffel. Tapi, Wira merusaknya dengan sempurna! ARGH!-Adhia.
Tiga kesalahan! Memilih tujuan liburan dengan dart, mengubah rencana di detik terakhir, dan yang paling parah, akhirnya aku jujur kepadanya. Eh, itu kesalahan bukan, ya? -Kalyan

My Story

Waktu itu teh Atria @ Atria dan Buku sedang merayakan ulang tahunnya yang ke... Sejujurnya aku juga gak tahu yang ke berapa XD Teh Atria sedang memilah-milah bukunya. Ia akan pindah dari Bandung ke Mamuju. Di Bandung hanya kuliah saja. Aslinya teh Atria memang orang Sulawesi. Tapi di Bandung, teh Atria sudah terlanjur punya banyak buku. Tidak mungkin semuanya di angkut ke Mamuju. Ongkirnya itu lho. Aku inget pernah kirim buku ke Makassar sekilo Rp 33.000 padahal harga bukunya cuma Rp 20.000 XD

Jadi teh Atria nawarin aku buku Pssst...! by Dy Lunaly, tapi pas paket tiba, ternyata teh Atria kirim dua buku. Satu lagi Intertwine by FLOCK.

Sayangnya buku ini tidak ada di tanganku untuk selamanya #eaaa. Perjanjian kami selanjutnya adalah aku diminta membaca dan mereview buku yang teh Atria beri. Lalu karena teh Atria sedang merayakan ulangtahun dan berencana mengadakan giveaway hop, aku menjadi bagian dari Birthday Celebrationnya. Dan buku ini yang menjadi hadiah.

Footnote

Cerita ini berkisah tentang perjalanan lima orang sahabat mendatangi lima negara impian mereka. Pilihan Wira adalah Belanda, Jiyad memilih Belgia, Noura memilih Luksemburg, Adhia memilih Prancis dan Kalyan memilih Venesia.

Mereka memilih tempat-tempat tersebut dengan alasan yang berbeda. Dari yang menyimpan kenangan buruk hingga rencana dadakan. Tapi perjalanan mereka tak hanya liburan, tapi mengungkap rahasia yang tak pernah mereka ucapkan.

Pin

Kesan pertamaku setelah membaca buku ini adalah bingung. Kisahnya dibukan dengan masa lalu Wira yang well, tidak menyenangkan. Di Belanda, Wira menarik kembali potongan memorinya. Masalahnya, entah aku yang tidak teliti atau memang tidak diceritakan, aku sama sekali tidak tahu persis apa yang terjadi di masa lalu Wira. Hanya dia dan ibunya ditingal oleh ayahnya. Tapi aku tidak menemukan penjelasan kenapa papa Wira pergi.

Setelah sampai di negara ke dua, aku baru ngeh kalau mereka ini sedang travelling. Aku sih lebih suka kalau dijelaskan dari awal dan tidak di mulai dari pesawat. Langsung bingung karena gak ada bayangan mau ke mana dan apa XD

Cerita tentang persahabatan dan urusan hati. Coba kamu bayangkan. Lima sahabat, dua perempuan dengan tiga laki-laki. Mengerti apa yang aku maksud? Hal inilah yang bikin aku gak mau sampai di ending karena aku tahu pasti bakal ada yang tersakiti.

Konfliknya sederhana. Gak ruwet kayak cerita di sinetron. Yang bikin amazing adalah detail setting. Aku cuma bisa melongo saja pas denger nama-nama tempat yang aku tidak pernah dengar semuanya. Mbak Dy pasti riset sampai lelah buat nulis yang satu ini.

Gak cuma nama tempat bersejarah yang disebutkan. Tapi didukung dengan cafe cafe dengan makanan khas, membuatku merasa ada di dalam cerita. Karena ceritanya di luar negri dan memang cita rasanya lagi ada di luar negri. Soalnya ada penulis yang asal tempel nama saja. Ngomong Los Angeles tapi cita rasa Jakarta XD << Ini contoh saja sih XD

Apa lagi ya? Konflik perasaan ini yang bikin aku baper. Ada satu adegan yang bikin aku ingin nangis. Adhia dan Noura di cafe dan membicarakan soal cappuccino dan grean tea. Dua minuman yang menjadi kesukaanku. Dan aku teringat seseorang yang... ah sudahlah.

Toh aku juga sudah sampai di akhir cerita.

Buku in tidak sampai membuatku menangis. Tapi menghantam hati cukup dalam. Tentu saja dalam. Rasanya tidak mendapatkan yang tidak diinginkan itu begitu menyakitkan.

Untungnya ceritanya enggak menye menye. Sudah stress sudah kalau banyak adegan lebay XD Di sini ceritanya mengalir. Memang gak ada adegan yang bikin kaget karena kebanyakan mudah ditebak. Hanya saja, cara berceritanya bikin ingin terus baca.

Sayang buku ini gak bisa kusimpan XD


No comments:

Post a Comment