Wednesday, 27 February 2013

Review : The Death Cure by James Dashner

Penulis : James Dashner
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 496 Halaman
Terbit : Februari 2012
Genre : Fantasi
Status : Sewa lalu Beli












Sinopsis

Keadaan makin tak terkendali. Penculikan manusia kebal terjadi di mana-mana. WICKED menyebarkan foto Thomas sebagai buronan berharga tinggi. Kejutan justru muncul di Denver, kota dengan pengamanan superketat terhadap penyebaran virus Flare. Seorang kawan lama muncul. Bagaimana mungkin? Bukankah dia sudah mati di tangan Thomas?

Di Denver pula sebuah kelompok rahasia menyatakan diri sebagai musuh WICKED dan menawarkan bantuan. Andai Thomas bisa memercayainya …. Lama bergabung dengan WICKED membuatnya meragukan apa pun. Namun, tak ada waktu berlama-lama memikirkan tujuan sebenarnya. Thomas harus menyelamatkan diri dan kawan-kawannya dari tangan penculik. 

Siapakah otak di belakang penculikan itu? Apa maksud orang-orang itu menculik manusia kebal? Sementara itu, WICKED mempunyai rencana baru yang tak kalah gila dan Thomaslah satu-satunya orang yang bisa menggagalkannya. Sanggupkah Thomas kembali ke neraka itu demi menghancurkan rencana mereka?




Footnote

Dear Thomas,

Aku senang mendengar kalau ternyata kau Kebal. Virus Flare tidak akan menjangkitimu. Tapi aku merasa sedih saat tahu kalau seseorang akan menjadi salah satu dari mereka yang akan kehilangan dirinya sendiri.

Aku heran kenapa WICKED mengurungmu begitu lama di ruangan putih yang sangat minim fasilitas. Tidak berjendela dan membuatmu tidak tahu apa-apa selama tiga minggu penuh. Tapi kau Kebal. WICKED tidak perlu susah-sudah untuk melindungimu karena kau adalah salah satu Kandidat karena Crank tidak akan mendekatimu. Kau aman di markas WICKED, meski beberapa orang di dalamnya telah terjangkit virus tanpa mereka sadari.

WICKED bilang mereka akan mengembalikan ingatanmu. Semua ingatan yang telah mereka ambil dari otakmu. Alat-alat yang mereka gunakan memang mengerikan. Maker, pipa-pipa, kabel-kabel. Apa disengat oleh Griever tidak cukup mengembalikan ingatanmu? Bukankah Ben, Gally juga Alby bisa mengenalimu karena hal itu? Lantas kenapa kau tetap tidak memiliki ingatan yang utuh tentang keadaan dunia yang dilanda Flare? Ingatkah kau kalau Alby lebih memilih mati ketimbang kembali?

Jika aku menjadi kau, aku juga akan sangat bingung harus menaruh kepercayaan pada siapa. Ditambah lagi sambutan yang tidak diduga dari seseorang yang seharusnya sudah mati. Teresa juga tidak memiliki pendapat yang sama denganmu. Dia dan yang lainnya meninggalkanmu, Newt juga Minho di markas WICKED sementara mereka kabur menaiki Berg. Brenda juga Jorge. Mereka seperti lawan yang menjadi kawan di Scorch. Tapi mereka bekerja untuk WICKED. Mereka menentang WICKED meski mereka setia pada Kanselir Paige. Tikus Botak yang menyebalkan itu juga tidak henti-hentinya mengucapkan kebohongan.

Terbang ke Denver. Ini kota aman yang mencemaskan. Setiap orang diliputi ketakutan akan Flare setiap waktu. Orang-orang kaya menggunakan Bliss. Semua berusaha untuk mengkonsumsi obat ini. Tapi benda ini terlarang di Denver. Ya, mereka yang terinfeksi akan langsung diungsikan ke Istana Crank. Mereka benar-benar salah jika mengira menyingkirkan orang-orang terinfeksi akan membuat virus ini berhenti menyebar.

Tapi mengikuti rencana WICKED juga tidak akan memecahkan permasalahan. Oke, aku tahu tujuan mereka untuk mendapatkan obat yang dapat menyembuhkan banyak orang dari Flare. Tapi tidak dengan menggunakan si Kebal sebagai bahan percobaan. Mengorbankan nyawa demi menyelamatkan nyawa. Aku telah mengikuti perjalananmu dan aku tahu hasilnya tidak akan sebanding. Terlalu banyak yang terinfeksi.

Tapi tentu saja aku tidak bilang kalau memusnahkan Crank adalah ide bagus.

Lalu kau tertangkap oleh pasukan Tangan Kanan di mana dia yang seharusnya sudah mati ada di dalamnya. Kau kembali bertemu dengan Teresa dan yang lain. Aku menyesal Teresa memperlakukanmu dengan buruk. Tapi balas dendam bukan cara yang benar. Teresa hanya tidak punya pilihan. Dia ingin kau selamat. Dan dia membuktikannya bukan? Dia benar-benar menyelamatkanmu.

Kau bergabung dengan kelompok Tangan Kanan. Berjuang untuk melawan kejahatan. Dunia tidak hanya diliputi Flare, tapi juga diliputi kebohongan. Misi Tangan Kanan tidak sepenuhnya benar.

Aku ingat persis percakapan kau dan Newt di Denver. Kalian sudah sangat dekat dan pastilah sangat berat rasanya mengabulkan permintaan Newt.

"Aku membencimu, Tommy! Aku benci kau aku benci kau aku benci kau! Setelah semua yang kulakukan untukmu, setelah hal-hal mengerikan yang kulewati di dalam Maze, kau bahkan tidak dapat melakukan satu-satunya hal yang pernah kupinta darimu! Aku bahkan tak sanggup melihat wajah sialanmu!" | "Newt, kau harus berhenti. Mereka akan menembakmu. Berhenti dan dengarkan aku! Masuklah ke dalam van, biarkan aku mengikatmu. Beri aku kesempatan!" | "Seharusnya aku mencongkel matamu. Mengajarimu pelajaran tentang kebodohan."

Dan kematian itu. Maaf jika kau harus mendengarku telah banjir air mata.

Hal terakhir yang ingin aku sampaikan. Aku butuh banyak kartu pos untuk menulis ini. Jadi tolong hargai aku. Jaga Minho. Kumohon...

Regards,
ryana.


My Story

Aku merencanakan membeli buku ini bulan Maret. Berharap bisa mendapatkan buku ini dengan cara yang sama seperti pendahulunya yaitu menang giveaway. Tapi berhubung gak gak gak kuat, gak gak gak kuat *nyanyi*, jadi pinjam di Pitimoss. Tapi harga sewanya itu lho -_- kehitung mahal buat aku. Tapi apa boleh buat. The Maze Runner dan The Scorch Trials sudah membuatku galau.

Tapi, berhubung aku ini sok sibuk--sampai saat ini ada writing challenge yang menyita waktu luangku di hari jum'at, sabtu dan minggu juga reading challenge yang menyita tenagaku karena untuk pinjam buku ke Pitimoss aku perlu menghabiskan waktu dua jam--aku tidak bisa mengejar waktu yang dikejar argo.

Seminggu setelah aku pinjam, aku berniat untu mengembalikannya dan membeli saja bukunya. Dan saat pulang kerja, aku langsung meluncur ke kantor Mizan yang jauh lebih dekat ketimbang ke toko buku. Akupun menuju showroom meski ada stand bazar di halamannya. Mengatakan buku yang aku beli dan menanyakan harga buku lain. Kagetnya saat tahu kalau The Death Cure dijual dengan harga 2,5 kali lipat dari uang yang kubayarkan untuk menyewa The Death Cure selama seminggu -_-


Pin
 
Agak lambat sebenarnya. Aku seperti terlalu lama dian di dalam pikiran Thomas. Dan kejadian-kejadian tampak berputar-putar.

Mulai bergerak setelah mereka sampai di Denver. Ini baru banyak adegan yang tidak bisa ditunda untuk dibaca dikemudian waktu. Dan ketegangannya sama seperti saat para Penghuni Glade yang lari di Maze dan di Scorch. Tapi kurang sreg juga mendengar kata Penjaga Pelari. Aku lupa dibagian mana. Karena seingatku di buku pertama disebutkan Pengawas, bukan penjaga.

Aku tidak menyangka kalau dystopia itu bukan hanya berisi kekejaman. Di buku ini kepercayaan Thomas diuji. Menentukan siapa teman dan siapa musuh.

Dan aku menangis. Dua kali malah XD Padahal nih ya, aku gak nangis waktu Alby mati. Dan kematian dia yang sudah dianggap Thomas seperti adiknya yang membuatku berderai-derai air mata. Untungnya tidak ada kematian yang berarti di Scorch. Eh, di sini om Dashner membunuh lagi. Untunglah 'dia' tidak terbunuh dan 'dia' yang terbunuh, mati di buku terakhir. Jika 'dia' dan 'dia' mati--bahkan jika di Scorch, buatku 'keterlaluan'.

Sumpah Thomas. Sayang sekali buku ini tidak ada lanjutannya. Aku penasaran pada perasaan Minho. Dan kalau aku jadi Newt aku juga akan memilih Thomas untuk melakukan permintaan mengerikan itu. Minho tidak akan pernah melakukannya. Dia pasti lebih rela mematahkan tulang lehernya ketimbang memenuhi permintaan Newt.

Berharap bisa membaca prekuelnya :|

Dear you, apakah kau akan memenuhi janjimu?


Postcard

 

4 comments:

  1. Tenang saja, asal dirimu udah kelar batja yang 1,5 aku bakal mengirimnya langsung ke emailmu ;)

    ReplyDelete
  2. Kayanya yang dianggap adik oleh Thomas bukan Alby deh mbak, tapi Chuck :) hehe

    ReplyDelete
  3. ada buku ke VI kok mba

    ReplyDelete