Tuesday, 13 August 2013

Review : Allies of the Night by Darren Shan

Penulis : Darren Shan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 208 Halaman
Tahun Terbit : Cetakan ke-dua, Januari 2010
Genre : Fantasi, Vampire
Status : Beli












Sinopsis 

Kesempatan pertama membunuh Penguasa Vampaneze terlepas. Vancha memutuskan kembali ke Gunung Vampir, sementara Darren, Mr. Crepsley, dan Harkat melanjutkan perburuan. Di tengah jalan, mereka mendapati serangakaian pembunuhan misterius di kota kelahiran Mr. Crepsley. Darah mayat-mayat korban terkuras habis, masyarakat mulai percaya pembunuhan tersebut bukan dilakukan manusia.

Di samping perburuan dan penyelidikan pembunuhan yang menguras tenaga mereka, serangkaian peristiwa tak terduga juga terjadi. Darren "dipaksa" kembali bersekolah oleh penilik sekolah dan bertemu Debbie, cinta pertamanya. Darren juga kembali bertemu Steve, bekas sahabat yang dulu bersumpah akan memburu dan membunuhnya!


Footnote

Dear Darren....

Aku mengerti bagaimana perasaan Sire Vancha March. Membunuh adik sendiri bukanlah hal yang mudah. Atau barangkali adalah hal tersulit untuk dilakukan. Ini seperti keharusan kau membunuh Annie. Apalagi setelah Gannen membuat Vancha berhutang nyawa padanya. Jika tak ada Gannen, mungkin Vancha telah mati.

Your Daily Post said at September 15th, "Malam-malam penuh kematian!" then "Blak-blakan seperti biasa" and then "Sejarah Kematian" and the last "Setan-Setan Malam."

"Kita bakal terendam sampai ke pinggang di bawah sana begitu menginjak pertengahan bulan Oktober." | "Saat itu kita sudah menemukan dan menangani Vampaneze." | "Itu yang kau bilang dua bulan yang lalu."

Jumlah kematian yang meningkat memaksamu datang ke tempat tinggal kelahiran Mr. Crespley sekali lagi. Manusia tentu saja tidak tahu apa yang menumpahkan darah di kota mereka, tapi vampir tentu saja tahu kalau pelakunya adalah vampaneze.

Tapi aku tidak menyangka kau kembali ke sekolah. Yang ternyata lebih buruk dibandingkan dengan berhadapan dengan celeng buas yang telah teracuni darah vampir.

"Apakah hotel ini kebakaran?" | "Tidak." | "Kalau begitu pergi dan..." | "Ada seorang lelaki di kamarku. Penilik sekolah."

Ini saatnya kembali ke masa lalu. Kembali menjadi murid yang hebat dalam sepak bola. Aku jadi rindu Alan dan Tommy, juga (aku minta maaf) Steve. Tapi tentu saja, semua ini tidak kalian rencanakan dan segalanya tidak akan mudah.

"Aku akan melacaknya malam ini dan mengisap darahnya sampai kering. Memberinya pelajaran supaya tidak ikut urusan orang lain!" | "Omongan seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah. Kita harus menggunakan akal kita." | "Kata siapa ini hanya omongan?"

Segalanya akan lebih mudah kalau kau memiliki darah vampir.

Tapi sisanya?

"Hidup memang seperti itu, Harkat. Hal-hal aneh sering terjadi." | " Dan terkadang hal-hal itu hanya kebetulan. Tapi bisa juga diatur."

Kebetulan yang diatur!

Debbie.

Dia muncul di kelas bahasa Inggris dan tidak percaya kalau Darren Horston adalah Darren Shan yang ternyata tidak banyak berubah. Setelah sekian banyak kebohongan, akhirnya kau mengakui kalau hampir semua yang kau ucapkan bukanlah kebenaran. Kau mengungkap jati dirimu karena sadar kalau Debbie akan menjadi sasaran vampaneze.


"Darren Shan." | "Kenapa kau menamparku?" | "Karena pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal dan menghancurkan natalku." | "Itu sudah tiga belas tahun yang lalu."

Steve.

Dia tidak berubah. Tetap kasar namun lebay. Tetap sopan dengan kata kotornya. Tetap berambisi seperti dulu dan memegang sumpahnya. Ia tetap bisa menahan tangis saat air matamu tumpah di bahunya. Meski pada akhirnya kau menyadari kalau Steve benar-benar tidak berubah...


"Dia akan memanggil dokter dan mereka akan menyuruhmu pergi untuk menyembuhkanmu." | "Aku bisa membawa Darren bersamaku. Dia..." | "...akan tersenyum manis dan bertanya pada pak polisi yang baik mengapa gurunya bertingkahh aneh." | "Kau salah. Aku bisa meyakinkan orang." | "KAlau begitu lakukanlah. Kau tahu di mana pintunya. Semoga sukses. Kirimi kami kartu pos untuk memberitahu bagaimana hasilnya." | "Aku tidak suka padamu. Kau sok tahu dan sombong." | "Kau tidak perlu menyukaiku. Ini bukan kontes popularitas."

Seseorang dengan tangan yang hilang.
 

Dia kembali. Aku heran kenapa dia belum mati dan bisa bertahan begitu lama.

"Dan ini semua salahnya." | "Darren?" "Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya." | "Pembohong! Liar, liar, pants of fire!" | "Apakah kau mengenal mahluk ini?" | "Tidak. Aku pertama kali melihatnya waktu dia menyerangku di gang. Aku belum pernah..." | "Bohong! Berpura-puralah sesukamu, bung, tapi kau tahu siapa aku."

Aku terkejut dengan kehadiran Debby dan si manusia dengan tangan palsu. Tapi tidak heran dengan kedatangan Steve.

Teman dan lawan. Mereka tak lagi bisa dibedakan....


salam hangat,
ryana


My Story

Udah lama sih baca ini. Cuma reviewnya nunggu pas bulan Agustus. Bulan ke delapan review buku ke delapan.

Enggak sabar buat baca Saga of Larten Crepsley :))


Pin

Suramlah buku ini. Kalau gak ada Vancha sama Steve, aku gak bisa ketawa XD Tokoh yang rada nyeleneh si Vancha ini. Aku masih heran kenapa dia bisa jadi pangeran vampir. Penampilannya juga udah cukup gila XD Dan Steve. Kalimat-kalimatnya itu meski kasar tapi menghibur. Dari dulu dia juag gitu sih. Dan pas bagian Darren membuktikan sama Debbie kalau dia vampir dan Steve berpura-pura bertepuk tangan antusias, aku benar-benar menirunya dan tentu sambil berkata "Tadaaaaaaaa!"

Aku bisa tertawa di sini. Menertawakan Darren Shan yang bisa memerintah ribuan vampir semaunya--bahkan nyuruh mereka mabok sekalipun seperti yang dilakukan Paris--tapi tidak bisa bergaul di sekolah XD

Jaman sudah berubah Sire Shan. Kau harus punya tv dan handphone juga teman kencan :))

Banyak yang bisa ditertawakan di sini dan aku senang tak perlu ada yang ditangisi.


Postcard

No comments:

Post a Comment