Aku berusaha untuk kembali menarik nafas. Kenyataannya adalah aku sudah berkali-kali menahan nafasku. Menahan rasa sakit di dada yang sulit ditahan. Aku duduk di tempat tidurku. Di kamar yang sudah kutempati tiga tahun yang lalu. Hampir tiga tahun yang lalu. Dan mungkin saja tiga tahun ke depan.
Tadi pagi, aku mengemas semua buku yang aku miliki. Hanya perlu tas kecil untuk membawanya, dengan mantra sederhana, segalanya jadi mudah. Aku bisa saja tidak menaruh apapun di tas yang dijadikan sebagai properti ujian, andai saja para pengawas tidak melihat apa yang kami masukan.
Dan aku menyesal.
Seharusnya aku mencari barang lain. Barang yang tidak akan aku tangisi jika hilang. Seharusnya aku mendengarkan ucapan Lucy--salah seorang teman sekamarku. Ia membawa sebuah boneka beruang yang sudah tampak lusuh. Ibunya mengirim boneka itu lewat burung hantu keluarga. Baru datang kemarin malam. Kami memang tidak ditanya tentang barang-barang itu. Tapi para pengawas pastilah berpikir benda usang adalah benda kesayangan yang tak pernah bisa dibuang.
Dan aku juga tidak lulus ujian terbang.
Aku harus mengulang dan ini jadi dua kali lebih sulit. Para pengawas akan lebih fokus lagi. Tidak seperti hari ini. Kami terbang bersamaan ke arah yang sama. Dan para pengacau yang terbang bersama kami tentu punya lebih banyak sasaran.
Aku memang masih punya waktu dua bulan untuk menyelesaikan ujian. Setelah itu aku bisa dinyatakan sebagai seorang Auror muda. Yah, aku sama sekali tidak berharap aku bisa disebut seorang Auror yang sah bulan Juni nanti.
Aku bahkan tidak bisa terbang dengan baik. Aku berusaha untuk menghindari seorang pengacau--yang tentunya penyihir yang juga menaiki sapu dan berusaha menjatuhkan kami dengan tingkat sihirnya--dan tak melihat teman di sampingku. Aku menabraknya. Aku sempat berputar di sapuku. Aku bisa bernafas lega untuk sesaat saat tahu aku masih berpegangan di sapuku dan aku masih memegang tongkat berinti Naga dan terbuat dari kayu Ash sepanjang 12 1/2". Tapi aku harus menahan nafasku saat menyadari tas kecil di kaitan sapuku sudah tidak ada.
Kini aku ada di Diagon Alley di Flourish and Blotts. Duduk di salah satu kursi untuk memperhatikan Alex yang mencarikan sesuatu yang bisa menghiburku.
"Tidak ada yang tersisa?" tanya Alex.
"Ini kesepuluh kalinya kau bertanya padaku!" jawabku kesal.
"Kenyataannya Ryana, kita hanya bisa membeli satu buku saja. Meskipun kita punya ribuan Galleon kita tetap tidak memborong semua buku di sini. Tidak ada cukup tempat di kamar. Dan kita tidak boleh menggunakan sihir apapun di tempat pelatihan."
"Jadi, apa yang bisa kuambil?"
Tuesday, 30 April 2013
Review : Harry Potter and The Goblet of Fire by J. K. Rowling
Penulis : J. K. Rowling
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 896 Halaman
Terbit : Cetakan ke-10, Desember 2001
Genre : Fantasi
Status : Sewa
Sinopsis
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 896 Halaman
Terbit : Cetakan ke-10, Desember 2001
Genre : Fantasi
Status : Sewa
Sinopsis
TAHUN ini akan berlangsung Piala Dunia Quidditch. Harry ingin sekali menontonnya, tetapi akankah keluarga Dursley menginzinkannya? Tahun ini Hogwarts juga akan menjadi tuan rumah turnamen sihir yang sudah lebih dari seratus tahun tak pernah diadakan. Tahun ini, Harry yang beranjak remaja, juga mulai naksir cewek. Siapakah cewek beruntung yang kejatuhan cinta penyihir dan Seeker beken ini? Tapi tak semua yang dialami Harry peristiwa hura-hura. Karena mendadak bekas luka di keningnya terasa sakit sekali. Dan di langit malam, muncul Tanda Kegelapan, tanda yang menyatakan bangkitnya Lord Voldemort. Dan itu baru permulaan.
Wujud Lord Voldemort akan kembali sempurna bila dia berhasil mendapatkan darah musuh besarnya, Harry Potter. Dan dengan bantuan abdinya yang setia, Lord Voldemort menculik Harry.
Akhirnya, untuk pertama kalinya selama tiga belas tahun. Harry berhadapan langsung dengan musuh besarya. Dan tak terhindarkan lagi, keduanya berduel...
Thursday, 25 April 2013
Close Up Interview Anggota Blogger Buku Indonesia
Memorandum
Kepada : Agen R. Maryana
Dari : Lev Comander. Komandan tingkat 5.
Kepala Kantor Pengendali Pusat Distrik 16 NASS
Topik : Misi Tambahan
Aku tahu kau baru saja kembali dari tugasmu. Tapi aku tidak tahu siapa lagi yang bisa kuminta tolong. Kita perlu informasi dari seorang anggota BBI. Aku tahu kau menyembunyikan identitasmu sebagai anggota SS dengan bergabung bersama BBI. Hanya kau yang bisa menerima tugas ini.
Kau harus mencari tahu tentang atthia. Salah seorang anggota BBI yang mungkin belum kau kenal. Cari tahu apapun yang bisa kau tanyakan.
Kutunggu laporanmu paling lambat tanggal 25 April 2013 pukul 24.00
Perlu kau ingat, aku tidak menerima laporan berisi kronologi kegagalan misi. Lakukan semaksimal mungkin, atau aku akan mengirimku ke pengasingan ke Libya untuk membersihkan semua kloset yang ada.
Kepada : Agen R. Maryana
Dari : Lev Comander. Komandan tingkat 5.
Kepala Kantor Pengendali Pusat Distrik 16 NASS
Topik : Misi Tambahan
Aku tahu kau baru saja kembali dari tugasmu. Tapi aku tidak tahu siapa lagi yang bisa kuminta tolong. Kita perlu informasi dari seorang anggota BBI. Aku tahu kau menyembunyikan identitasmu sebagai anggota SS dengan bergabung bersama BBI. Hanya kau yang bisa menerima tugas ini.
Kau harus mencari tahu tentang atthia. Salah seorang anggota BBI yang mungkin belum kau kenal. Cari tahu apapun yang bisa kau tanyakan.
Kutunggu laporanmu paling lambat tanggal 25 April 2013 pukul 24.00
Perlu kau ingat, aku tidak menerima laporan berisi kronologi kegagalan misi. Lakukan semaksimal mungkin, atau aku akan mengirimku ke pengasingan ke Libya untuk membersihkan semua kloset yang ada.
Wednesday, 24 April 2013
Wishful Wednesday [18]
Hari minggu, saat aku usai dinas malam, aku tidak langsung pulang meski ingin segera merebahkan diri di tempat tidur. Aku duduk di depan komputer, setelah berjalan-jalan di luar sekitar setengah jam untuk mencari sarapan karena lapar. Aku memasang headphone. Memasukan dvd dan menonton film berjudul The Hunger Games.
Aku menyuapkan sendok demi sendok soto yang kutaruh di nampan kecil yang telah dilapisi kertas nasi. Tentu sudah ada nasinya. Aku sama menimkati sarapan dan tontonanku meskipuna tidak ada subtitle bahasa Indonesia dan hanya ada tulisan berbahasa Inggris di bawahnya.
Lantas apa hubungannya semua itu dengan wishlistku?
Aku menyuapkan sendok demi sendok soto yang kutaruh di nampan kecil yang telah dilapisi kertas nasi. Tentu sudah ada nasinya. Aku sama menimkati sarapan dan tontonanku meskipuna tidak ada subtitle bahasa Indonesia dan hanya ada tulisan berbahasa Inggris di bawahnya.
Lantas apa hubungannya semua itu dengan wishlistku?
Tentang : Dua Sisi Susi by 21 Best Indonesian Writers of Mystery and Horror
Penulis : Donatus A. Nugroho, Fahri Azisa, Putu Felisia, Vincensia Naibaho, Erry Sofid, Arumi Ekowati, Otran Soenarto, Eny Chan, Zoel Ardy, Alvi Syahrin, Ina Inong, Setiawan Chogah, Ceko Spy, El Eyra, Agus Budiawan, Oke Sudrajat, Fuan Fauzi, Angri Saputra, T. Sandi Situmorang, Richa Miskiya, Nafilah Nurdin, Shinta Handini, Wylvera Winoayana, Lonyenk Rap
Penerbit : Universal Nikko
Tebal : 314 Halaman
Terbit : Agustus 2011
Genre : Horror
Status : Hadiah
Sinopsis
Penerbit : Universal Nikko
Tebal : 314 Halaman
Terbit : Agustus 2011
Genre : Horror
Status : Hadiah
Sinopsis
Putihkah? Hitamkah? Perhatikan pisau tajam di tangan kirinya dan bunga tulip hitam di tangan kanannya. Kau tak akan pernah tahu, siapa Susi sebenarnya.
Dia yang hadir tersenyum di meja makanmu, menawarkan secangkir kopi manis, tapi malam harinya dia akan mengganggu tidur lelapmu!
Kau tak akan pernah tahu siapa dia... Sampai tiba waktunya, kau akan dibawanya... ke sebuah tempat, di mana hidup dan matimu akan ditentukan olehnya.
Wednesday, 17 April 2013
Wishful Wednesday [17]
Adikku mengirimkan sms. Dia yang habis menjalankan 'misi' dari sekolah meminta untuk di jemput. Aku berteriak di rumah mencari ayahku tapi beliau tidak ada. Aku masuk ke kamar orangtuaku dan mendapati ibuku sedang shalat.
Aku berpamitan, tanpa menunggu jawaban aku menggunakan jaketku. Ke depan ke garasi motor yang sebenarnya adalah teras yang kini di sekat dengan triplek XD Aku menggantungkan jas hujan ayahku yang menutupi motor bebeknya. Menggunakan helm dan mengambil kunci yang digantung di depan jendela. Aku menaikan standar dan menurunkan motorku. Dari teras kecil yang lebih tinggi dari halaman rumah yang juga kecil. Dan saat itulah tungkai bawah kaki kiriku kena step motor. Lalu aku kabur untuk menjemput adikku.
Dengan sedikit jedad jedud di kaki yang sebenarnya hanya berdarah sedikit dan tidak sampai berdarah-darah, aku menulis wishlist ini.....
Sebenarnya setengah berharap....
Aku berpamitan, tanpa menunggu jawaban aku menggunakan jaketku. Ke depan ke garasi motor yang sebenarnya adalah teras yang kini di sekat dengan triplek XD Aku menggantungkan jas hujan ayahku yang menutupi motor bebeknya. Menggunakan helm dan mengambil kunci yang digantung di depan jendela. Aku menaikan standar dan menurunkan motorku. Dari teras kecil yang lebih tinggi dari halaman rumah yang juga kecil. Dan saat itulah tungkai bawah kaki kiriku kena step motor. Lalu aku kabur untuk menjemput adikku.
Dengan sedikit jedad jedud di kaki yang sebenarnya hanya berdarah sedikit dan tidak sampai berdarah-darah, aku menulis wishlist ini.....
Sebenarnya setengah berharap....
Saturday, 13 April 2013
おたんじょうびおめでとう BBI!
Sok sok'an banget ya saya judulnya pake huruf Hiragana XD
Yah, gak apa-apa dong ya kali-kali. Biar gak ketahuan payah soal Jepang XD
Dan the inti is....
Selamat Ulang Tahun BBI....
Ulang tahun ke dua....
Semoga bisa menyebar virus-virus membaca...
Karena buku adalah jendela dunia...
Dan jendela itu hanya bisa dibuka dengan membaca.....
Yah, gak apa-apa dong ya kali-kali. Biar gak ketahuan payah soal Jepang XD
Dan the inti is....
Selamat Ulang Tahun BBI....
Ulang tahun ke dua....
Semoga bisa menyebar virus-virus membaca...
Karena buku adalah jendela dunia...
Dan jendela itu hanya bisa dibuka dengan membaca.....
Wednesday, 10 April 2013
Wishful Wednesday [16]
Aku tidak tahu aku meletakannya di mana. Dulu aku orang yang sembarangan. Sekarang juga. Tapi sekarang aku tahu prioritasku. Ayah mengabulkan permintaanku meski yang ia buat hanya kayu di ujung tempat tidurku sebagai pengganti rak buku.
Aku ingin menemukannya. Tapi aku belum juga meluangkan waktu untuk membongkar tumpukan di rumah untuk mencarinya. Ayah bahkan menggunakan salah satu akuarium yang dulu ditaruh di atas lemari yang bisa dijadikan tempatku dan adikku bersembunyi bersama, untuk menaruh buku. Aku melarang ayah menjual buku apapun. Percaya atau tidak aku masih memiliki buku saat aku kelas satu SD.
Bu di per gi ke se ko lah 215
Bu di pe gi ber sa ma Ni na 216
Me re ka ke se ko lah de ngan ber ja lan kaki 217
Kurang lebih isinya seperti itu. Angka di akhir itu aku sendiri yang menulisnya. Penasaran ada berapa kalimat di buku itu. Tapi bukan buku itu yang kucari. Tapi buku ini....
Apa kata mereka....
Aku ingin menemukannya. Tapi aku belum juga meluangkan waktu untuk membongkar tumpukan di rumah untuk mencarinya. Ayah bahkan menggunakan salah satu akuarium yang dulu ditaruh di atas lemari yang bisa dijadikan tempatku dan adikku bersembunyi bersama, untuk menaruh buku. Aku melarang ayah menjual buku apapun. Percaya atau tidak aku masih memiliki buku saat aku kelas satu SD.
Bu di per gi ke se ko lah 215
Bu di pe gi ber sa ma Ni na 216
Me re ka ke se ko lah de ngan ber ja lan kaki 217
Kurang lebih isinya seperti itu. Angka di akhir itu aku sendiri yang menulisnya. Penasaran ada berapa kalimat di buku itu. Tapi bukan buku itu yang kucari. Tapi buku ini....
Apa kata mereka....
“Suatu buku meditasi tentang waktu yang luar biasa ganjil, cerdas, penuh rahasia, hemat bagai puisi, dan sangat menyegarkan.”
-Patrick T. Readon, Chicago Tribune-
“Karya fiksi yang indah, yang menjelajah hakikat kreativitas…yang akan membawa Anda sejauh mungkin memasuki dunia batin Einstein…Lightman memang penulis yang mengagumkan.”
-Jim Dawson, Minneapolis Start-Tribune-
“Mengesankan penulisannya, indah dalam kesederhanaannya, jauh lebih bagus dari pada kebanyakan naskah yang ada dalam menyampaikan gagasan Einstein.”
-TIME-
Review : Vampire Mountain by Darren Shan
Penulis : Darren Shan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 192 Halaman
Terbit : Cetakan III, Januari 2010
Genre : Fantasi
Status : Dulu Pinjam kini Beli
Home of the Damned
Sinopsis
Daren Shan telah menjalani kehidupan sebagai asisten vampir selama delapan tahun. Kini tiba saatnya bagi Darren dan Mr. Crepsley untuk menempuh perjalanan berbahaya ke jantung dunia vampir demi menghadiri Rapat Dewan Vampir yang biasa berlangsung dua belas tahun sekali. Tapi yang harus mereka hadapi bukan hanya rute menantang, cuaca dingin, dan binatang buas-vampaneze mengintai mereka...
Berakhirnya perjalanan menuju Gunung Vampir malah mendatangkan berbagai masalah baru. Mr. Tiny meramalkan kebangkitan klan vampaneze dan kehancuran klan vampir. Vampirisme Darren ditentang banyak pihak. Nama baik Mr. Crepsley pun dipertaruhkan, padahal bagi vampir lebih baik kehilangan nyawa daripada harga diri. Bagaimana cara para Pangeran Vampir menyikapi masalah-masalah ini? Satu hal yang pasti--syarat diterimanya Darren ke dalam klan vampir lebih mematikan daripada yang dibayangkannya.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 192 Halaman
Terbit : Cetakan III, Januari 2010
Genre : Fantasi
Status : Dulu Pinjam kini Beli
Home of the Damned
Sinopsis
Daren Shan telah menjalani kehidupan sebagai asisten vampir selama delapan tahun. Kini tiba saatnya bagi Darren dan Mr. Crepsley untuk menempuh perjalanan berbahaya ke jantung dunia vampir demi menghadiri Rapat Dewan Vampir yang biasa berlangsung dua belas tahun sekali. Tapi yang harus mereka hadapi bukan hanya rute menantang, cuaca dingin, dan binatang buas-vampaneze mengintai mereka...
Berakhirnya perjalanan menuju Gunung Vampir malah mendatangkan berbagai masalah baru. Mr. Tiny meramalkan kebangkitan klan vampaneze dan kehancuran klan vampir. Vampirisme Darren ditentang banyak pihak. Nama baik Mr. Crepsley pun dipertaruhkan, padahal bagi vampir lebih baik kehilangan nyawa daripada harga diri. Bagaimana cara para Pangeran Vampir menyikapi masalah-masalah ini? Satu hal yang pasti--syarat diterimanya Darren ke dalam klan vampir lebih mematikan daripada yang dibayangkannya.
Wednesday, 3 April 2013
Wishful Wednesday [15]
Itu adalah satu-satunya mention yang aku terima kemarin. Datangnya dari @FJrean. Sempet bingung menang giveaway yang mana, karena cukup banyak yang aku ikuti. Yah, kalau bisa dapat gratis, kenapa harus bayar :p Akhirnya aku yang niat lembur kerja jadi batal karena pengen cepet-cepet buka email. Aku memaksa adikku yang les tak jauh dari tempatku kerja untuk mengantarkan laptop yang ia bawa padaku. Meski saat aku mengkopi film flashdisk dia kena virus dan file-nya ke-hide semua.
Setelah bolak-balik sampai seorang dokter bilang kalau aku setrikaan, baju yang kusetrika sudah rapih, aku segera pulang. Bukan hanya untuk mengecek email, tapi juga untuk memastikan kalau aku ikut meme mbak Astrid ;)
Ini dia wishku kali ini.....
Subscribe to:
Posts (Atom)