Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 200 halaman
Tahun Terbit : Cetakan ke-3, Januari 2010
Genre : Fantasi
Status : Beli
Vampires at war...
Sinopsis
Enam tahun sejak Perang Guratan dimulai, Darren beserta ketiga Pangeran Vampir lainnya sibuk menyusun strategi menghadapi sepupu sedarah mereka, klan vampaneze. Sampai suatu malam penghuni Gunung Vampir dikejutkan kedatangan tamu tak diundang, Mr. Tiny...
Sang Tuan Takdir meramalkan klan vampir masih punya peluang mengalahkan vampaneze dalam peperangan ini. Syaratnya: temukan dan bunuh Penguasa Vampaneze sebelum menjadi vampaneze sepenuhnya. Tapi yang boleh memburu Penguasa Vampaneze hanya tiga vampir: Mr. Crepsley, Darren, dan vampir lain yang belum diketahui identitasnya. Jika vampir lain ikut campur, misi itu akan gagal dan klan mereka sudah pasti disapu habis dari muka bumi!
Perburuan Penguasa Vampaneze pun dimulai...
Footnote
Dear Darren,
Senang masih bisa menulis untukmu lagi, Sire. Bagaimana keadaan di gunung vampir? Kursi singgasanamu bagus bukan? Bisa duduk sejajar dengan Paris, Mika dan Arrow. Sayang sekali kalian tidak bisa foto berlima--dengan Vancha--sebagai pangeran. Pasti akan menyenangkan mengetahui kalian bisa saling menatap wajah masing-masing yang tercetak di atas kertas bukan hanya di dalam memori.
Aku minta maaf. Aku harus bilang mendadak aku ingat Annie. Kalau kalian bertemu mungkin Annie akan terlihat lebih tua darimu. Dan aku berani bertaruh dia tidak akan langsung mengenalimu. Apalagi dengan kepala botak di usia yang terlihat baru hendak menginjak angka 15.
Charna Guts! Padahal kau telah pergi selama belasan tahun!
Tapi tentu saja meski saat aku membaca arsip diarymu di Shanville, kau hanya lima tahun lebih tua dariku. Tapi lihat yang telah kau lakukan? Hanya tidur selama tiga jam sehari di tempat tidur gantung di bagian belakang Aula Pangeran, menerima laporan dari para jendral dengan Mr. Crepsley di belakangmu.
"Kau tidak perlu terkukung di sini. Banyak vampir lain yang bisa membimbingku." | "Banyak yang akan mengendalikanmu, tapi berapa banyak yang akan menjewer telingamu saat kau melakukan kesalahan?" | "Tidak banyak." | "Mereka menganggapmu pangeran, sementara aku masih menganggapmu anak manja yang sangat suka ikut campur, dengan kecenderungan mencuri labah-labah."
Senang rasanya kedekatan kalian seperti ayah dan anak.
Tapi kenyamanan dan keamananmu sebagai Pangeran harus hilang karena apa yang diucapkan Mr. Tiny. Memaksamu meninggalkan singgasana untuk mempertaruhkan lehermu bersama dua vampir lain yang ditakdirkan akan menemui Penguasa Vampaneze bersamamu.
Lalu kau bertemu Pangeran Vancha. Aku suka gayanya. Maksudku cara dia hidup yang begitu mandiri tapi juga bodoh. Dia pasti vampir paling jorok yang pernah ada. Tapi kenapa dia bisa jadi pangeran? Bukankah dahulunya dia seorang....
Lupakan.
Perjalananmu terlalu rumit untuk aku komentari. Kau juga bertemu dengan penyihir kan? Nenek sihir yang ternyata menyebabkan luka di wajah Mr. Crepsley. Selama bertahun-tahun aku yakin kalau luka itu adalah luka karena vampaneze!
Dan pencarian Penguasa Vampaneze di mulai....
Membaca ini membuatku belajar akan dua hal.
Seperti kata Paris, "Satu-satunya cara menjadi bijaksana adalah memiliki pengalaman."
Seperti kata para mahluk malam, "Terjadilah apa yang harus terjadi."
Seperti kata Mr. Crespley, "Kegagalan selalu menjadi pil pahit yang sulit ditelan."
Aku akan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, Sire...
regards,
ryana
My Story
Suatu ketika, aku kembali menjalani kerja 13 jam sehari. Untuk apa? Aku merasa sayang jika harus menjalani pekerjaan di satu tempat jika aku bisa menjalani keduanya. Meski terkadang aku kerja empat shift berturut-turut--dari jam tiga sore hingga jam sembilan malam keesokan harinya--dan hanya terlelap selama empat jam saja. Aku nikmati. Aku senang bisa bekerja di tempat baru, yang menurutku lebih dalam berbagai hal dibanding tempat kerja pertamaku. Tapi aku sudah terlanjur menganggap tempat kerja pertamaku sebagai rumah kedua. Sehingga banting tulang pun aku senang saja.
Ngeluh? Enggak kok. Aku cuma ngantuk. Kalau ngantuk ya tidur :p
Tapi, jadwal begitu yang bikin aku dapet uang lembur. Terus sempet iseng liat barang-barang di Toko Bagus dan ketemu sama tiga boxset serial ini. Dan harganya, gila, murah beud! kalau aku beli di Gramedia paling cuma dapet satu boxset dan satu buku. Jadi, aku bilang pada diri sendiri, kalau uang lemburan cukup buat beli aku bakal beli. Eh ternyata cukup. Jadi langsung order pas terima gaji. Gak mikir kemungkinan ditipu. Tapi alhamdulillah bukunya sampe. Dan diumpetin dulu di koler di tempat kerja. Lama kemudian, baru di bawa ke rumah. Itupun satu-satu gak sekaligus XD
Dan bahagianya diri ini....
Pin
Sebelum mulai aku mau mengungkap kebingunganku di sinopsis. "...Darren beserta ketiga Pangeran Vampir lainnya..." Pangeran kan ada lima. Darren, Paris, Mika, Arrow dan Vancha. Apa karena Vancha kebilang gak pernah pulang kampung jadi gak dihitung? #abaikan.
Okay, cerita sebelumnya aku tidak bisa tertawa sama sekali. Tapi di sini, masih bisa meskipun keadaan genting. Yah, setiap orang butuh hiburan. Hidup tentu suram tanpa tawa.
Apalagi pas pada pesta setelah kepulangan Mika. Pada minum ale--minuman kerasnya vampir--dan Mr. Crepsley diperintahkan--memang diperintahkan--buat cari tong ale yang gede dan disuruh minum sampai mabuk. Heran, kok ya ada perintah buat mabok XD
Saat suasana sedang gembira, eh Mr. Tiny muncul. Aku sih gak benci sama dia, tapi benci dia film. Beneran gak suka kalau di film. Tapi atmosfer di Aula Pangeran langsung mendadak suram. Yah, tuan takdir itu adalah pembawa berita buruk.
Tapi dalam hal ini Mr. Tiny patut dikagumi. Karena meskipun dia bisa dibilang penyihir--setidaknya ada penyihir lain di buku ini jadi anggap aja dia juga penyihir--banyak sekali yang diketetahuinya. Untuk ukuran penyihir sekalipun, buatku di luar nalar. Karena dia bukan cuma bisa mengendalikan apa yang disekitarnya, bahkan apa yang ada di dalam mimpi seseorang. Tapi ya itu emang licik. Cuma, aku senang dia gak terlihat berpihak baik ke vampir ataupun vampaneze. Kesannya memang membantu dua-duanya.
Kalau diperhatiin.....
Vampir punya Batu Darah. Dan benda itu dipercaya menjadi benda yang bisa membangkitkan kembali klan vampir dari kejatuhan. Benda itu adalah incaran vampaneze.
Vampaneze punya Peti.... Peti apa aku lupa namanya :p hehe. Ada di buku sebelumnya sih tapi males buka. Intinya peti itu adalah peti yang menjadi benda keramat buat vampaneze. Siapapun masuk ke peti dan tidak mati ataupun terluka saat keluar dari peti yang otomatis terbakar jika ada orang di dalamnya, akan menjadi Penguasa Vampaneze. Penguasa Vampaneze adalah orang terakhir di dunia ini yang diharapkan para vampir.
Jadi bukankah yang menyebabkan perang itu Mr. Tiny sendiri? Kan dia yang ngasih ._.
Ada tokoh-tokoh baru di sini. Dan jadi lebih banyak yang mesti diingat. Tapi mereka adalah peran penting. Makin hebat juga yang ditemui. Dan kurasa aku meneteskan air mata di buku ini. Saat Vancha yang terkenal liar--herannya dia bisa jadi pangeran dengan gayanya yang seperti itu--justru diam dan tidak bisa bergerak saat ia seharusnya membunuh. Hallow? Sebelum jadi vampir dia sudah jadi pembunuh. Nah loh?
Darren memang masih muda meski umur tubuhnya hanya bertambah lima tahun sekali. Karena darah vampirnya tentu, tapi keliatan kalau cara berpikirnya udah jauh melampaui usia orang sebayanya. Didikan Mr. Crepsley tidak sia-sia. Darren menjadi Pangeran Kecil yang tetap dihormati meski aku yakin Mr. Crepsley sungguh-sungguh suka menjewer saat ia melakukan kesalahan. Yah, mendinglah daripada apa yang dilakuin Seba sama Mr. Crepsley. Cabut bulu hidung -_-
Mulai buku ini sepertinya akan selalu ada pertarungan. Dan kematian yang tentu saja tidak terhindarkan.
Vampir dalam peperangan.... Yah, yang pasti Darren gak mati. Kalau mati ceritanya pasti tamat :))
Postcard
No comments:
Post a Comment